Sukses

Ada Kabar Gembira dari China Jelang Tahun Baru Imlek

Menjelang Tahun Baru Imlek, China mendapat kabar baik dari sejumlah perusahaan dan pengusaha asing. Apa itu?

Liputan6.com, Jakarta - China mendapatkan kabar baik, menjelang Tahun Baru Imlek 2023.

Sejumlah perusahaan dan pengusaha asing mengungkapkan telah bersiap untuk kembali melakukan aktivitas bisnis mereka di China, menyusul dibukanya kembali perbatasan di negara itu.

Terlepas dari ketidakpastian, salah satu agen migrasi di Beijing memperkirakan peningkatan bisnis di China akan mencapai antara 30 hingga 50 persen tahun ini, karena klien dapat mengunjungi negara itu dengan lebih mudah.

Melansir Channel News Asia, Jumat (13/1/2023) salah satunya adalah AIMS Group of Companies yang berkantor pusat di Singapura, mengungkapkan bersiap untuk kembali menjalankan kegiatan bisnisnya di China. 

Langkah itu menyusul pencabutan kebijakan karantina dan pembukaan perbatasan bagi pelancong asing di China mulai 8 Januari.

Namun, perusahaan mengakui, masih dibutuhkan waktu untuk kegiatan bisnis di China sepenuhkan kembali normal.

"Saya pikir model bisnis harus berubah. Jadi saya tidak tahu apakah memiliki sekelompok besar orang di satu ruangan akan tetap berhasil di China. Tentu saja, kita harus mengujinya," kata Chief executive AIMS Group of Companies, Pearce Cheng.

Para pemimpin perusahaan juga ingin melanjutkan perjalanan bisnis reguler ke China setelah Tahun Baru Imlek.

"Saya pasti akan ke sana secara langsung karena saya tahu bahwa nilai tatap muka sangat penting dan saya tahu beberapa klien, mereka benar-benar ingin mendengar dari saya atau beberapa rekan saya di Singapura," ungkapnya, yang secara pribadi ingin melihat bagaimana bisnis di China telah berubah dalam tiga tahun terakhir.

2 dari 4 halaman

Singapura Hingga AS Menanti Kembali Berbisnis di China

Kelompok bisnis asing lainnya juga mengatakan bahwa dibukanya kembali China yang sangat dinantikan akan meningkatkan kepercayaan bisnis dan mendorong lebih banyak investasi.

"Jika Anda tidak dapat mengundang manajemen senior, sangat sulit mendapatkan perhatian untuk investasi tambahan," kata Michael Hart, presiden Kamar Dagang Amerika Serikat di China.

"Ada banyak kekhawatiran tentang rantai pasokan, dan ada banyak kekhawatiran tentang hubungan Amerika Serikat-China. Ketika Anda dapat membuat seseorang datang dan mengadakan pertemuan tatap muka, pertukaran orang-ke-orang, itu akan sangat membantu," bebernya.

Adapun Kamar Dagang Singapura di China yang mengungkapkan kepada Channel News Asia bahwa dicabutnya kebijakan nol-Covid-19 menandakan niat pemerintah pusat untuk fokus pada pembangunan ekonomi, menambahkan bahwa hal itu telah meningkatkan kepercayaan bahwa keadaan normal dapat kembali "segera".

Tetapi beberapa perusahaan sedang menunggu untuk melihat bagaimana situasi domestik berjalan dengan baik.

"Dengan China yang saat ini sedang mengalami perubahan paradigma dalam pendekatannya terhadap pandemi Covid-19, bisnis kemungkinan akan terus menunggu untuk melihat bagaimana situasi di lapangan berkembang selama beberapa pekan mendatang, sebelum membuat keputusan jangka panjang tentang investasi mereka di China," demikian pernyataan Kamar Dagang Uni Eropa di China dalam pernyataan tertulis.

3 dari 4 halaman

Libur Tahun Baru Imlek, Sandiaga Uno Targetkan 253 Ribu Turis China ke Indonesia

Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2023, Indonesia bersiap menyambut wisatawan asal China.

Seperti diketahui, China pada 8 januari 2023 mencabut pembatasan perjalanan masuk dan keluar wilayahnya.

Pencabutan kebijakan itu termasuk bagi turis lokal yang kini bisa bepergian ke luar negeri, setelah lebih dari dua tahun berada di bawah aturan ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, pihaknya siap menyambut wisatawan China yang ditargetkan sebesar 253 ribu tahun ini.

"Tahun 2023 ini kami menargetkan 253 ribu wisatawan CHina yang akan berwisata #DiIndonesiaAja," tulis Sandiaga Uno melalui unggahan di akun Instagramnya, @sandiuno, dikutip Rabu (11/1/2023).

"Mari kita manfaatkan momentum ini untuk menggeliatkan UMKM di sektor parekraf, membuka peluang usaha dan lapangan kerja lebih luas lagi," sambungnya.

Dalam unggahan video pernyataan di Instagram, Menparekraf menjawab pertanyaan terkait antisipasi penyebaran Covid-19 saat menyambut wisatawan China. 

Dia menjelaskan, bahwa pihaknya telah memiliki standar protokol kesehatan yang telah diterapkan selama pandemi. 

"Jadi kami menyampaikan bahwa kita menyambut turis dari China. Kita sangat menghargai, pasti mereka akan sangat bertanggung jawab dalam kegiatan wisata mereka," terang Sandiaga Uno. 

"Terutama seandainya mereka merasa tidak sehat. Oleh karena itu semua ketentuan yang akan ditetapkan ini mengacu pada kebijakan yang sudah kita ambil sekarang, termasuk juga berkaitan dengan protokol kesehatannya," tambahnya.

Sandiaga Uno pun mengajak para wisatawan yang akan berwisata di Indonesia agar mematuhi protokol kesehatan selama perjalanan mereka.

"Tetap waspada, protokol kesehatan terus dijaga! Wisatawan harus tetap menunjukan surat vaksin lengkap dan badan dalam kondisi fit dan sehat," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Libur Tahun Baru Imlek 2023, 10 Negara Ini Jadi Tujuan Favorit Turis China

Sejak 8 Januari 2023, China membuka perbatasannya bagi pelancong asing. Dicabutnya kebijakan ketat Covid-19 di negara itu juga membebaskan turis China untuk berlibur di luar negeri menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.

Mengutip CNBC International, Rabu (11/1/2023) perusahaan layanan pemesanan perjalanan Trip.com Group mengungkapkan, warga China telah bergegas merencanakan perjalanan ke luar negeri untuk Tahun Baru Imlek pada akhir Januari 2023.

Dalam waktu setengah jam setelah perubahan kebijakan yang diumumkan China, penelusuran untuk perjalanan ke luar negeri melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun, kata perusahaan tersebut.

Ada 10 negara yang menjadi destinasi pilihan favorit bagi turis China untuk merayakan libur Tahun Baru Imlek, dengan volume pencarian yang tumbuh paling cepat sebagai berikut : 

1. Jepang

2. Thailand

3.  Korea Selatan

4. Amerika Serikat

5.  Singapura

6. Malaysia

7. Australia

8. Inggris 

9. Makau

10. Hong Kong

Uniknya, dari daftar destinasi tersebut tidak terdapat negara di kawasan eropa.

Â